๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐
๐ฆ๐ฒ๐ฆ๐ฑ ๐ต๐ฆ๐ฑ๐ฎ๐ณ๐ฌ
๐ฉ๐ฎ๐จ๐ฎ๐ณ๐น๐ฆ๐ฎ ๐ฆ๐ฑ๐ฑ๐ฆ๐ญ
๐พ๐ฆ๐ฎ๐น๐บ
๐ฒ๐ช๐ณ๐ฌ๐ฐ๐ญ๐ฆ๐น๐ฆ๐ฒ๐ฐ๐ฆ๐ณ
๐ฆ๐ฑ๐ถ๐บ๐ท๐ฆ๐ณ ๐ฑ๐ฆ๐ฑ๐บ
๐ฒ๐ช๐ฒ๐บ๐ฑ๐ฆ๐ฎ ๐ฑ๐ฆ๐ฌ๐ฎ
๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐
#⃣ #broadcastquantumfiqih
No.: TI/5/XII/QUFI
Topik: 5⃣ _Tuntunan Ibadah_
Rubrik: _quantumfiqihibadah_
๐ง๐จ๐ถ๐บ๐ซ๐ฎ
*Amal Paling Dicintai Allah Yaitu Mengkhatamkan Al-Quran Lalu Memulai Lagi*
๐ Mengkhatamkan 30 juz Al-Quran merupakan satu diantara amalan mulia yang patut kita prioritaskan dalam kehidupan ini. Mungkin semenjak akil baligh kita baru sekali atau dua kali khatam.
๐ Nah, kebetulan jika kita sedang berada di Tanah Suci untuk berhaji, maka coba kita khatamkan Al-Qur`an. Setidaknya kita berusaha, jika berhasil khatam, alhamdulillah. Sungguh kenangan yang mengesankan.
๐ Tidak hanya saat berhaji atau berumrah, di manapun kita berada, tetap amat sangat dianjurkan mengkhatamkan 30 juz Al-Quran dalam durasi waktu yang tidak lama. Entah di di kampung atau di kota, di sekolah atau di kantor, di atas kasur atau di dalam kendaraan, di rumah atau di masjid, di luar pulau atau di luar negeri, di bawah laut atau di luar angkasa.
๐ Mengkhatamkan Al-Qur’an merupakan sunnah Rasulullah yang tidak layak disepelekan. Hal ini tergambar dari hadits berikut.
๐ Dari ‘Abdullah bin ‘Amr, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
« ุงْูุฑَุฅِ ุงُْููุฑْุขَู ِูู ุดَْูุฑٍ » . ُْููุชُ ุฅِِّูู ุฃَุฌِุฏُ َُّููุฉً ุญَุชَّู َูุงَู « َูุงْูุฑَุฃُْู ِูู ุณَุจْุนٍ َููุงَ ุชَุฒِุฏْ ุนََูู ุฐََِูู »
“Bacalah (khatamkanlah) Al Quran dalam sebulan.” ‘Abdullah bin ‘Amr lalu berkata, “Aku mampu menambah lebih dari itu.” Beliau pun bersabda, _“Bacalah (khatamkanlah) Al Qur’an dalam tujuh hari, jangan lebih daripada itu.”_ *[Shahih Al-Bukhari No. 5054]*
๐ Dari Abdullah bin Amru bin Ash, beliau berkata, “Wahai Rasulullah, berapa lama aku sebaiknya membaca Al-Qur’an?” Beliau menjawab, “Khatamkanlah dalam satu bulan.” Aku berkata lagi, “Sungguh aku mampu lebih dari itu, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Khatamkanlah dalam dua puluh hari.” Aku berkata lagi, “Aku masih mampu lebih dari itu, wahai Rasulullah.” Beliau menjawab, “Khatamkanlah dalam lima belas hari.” “Aku masih lebih mampu lebih dari itu, wahai Rasulullah.” Beliau menjawab, “Khatamkanlah dalam sepuluh hari.” Aku menjawab, “Aku masih lebih mampu lagi, wahai Rasulullah.” Beliau menjawab, “Khatamkanlah dalam lima hari.” Aku menjawab, “Aku masih lebih mampu lagi, wahai Rasulullah.” Namun beliau tidak memberikan izin bagiku. *[Jami’ At-Tirmidzi]*
ูุนَْู ุนَุจْุฏِ ุงَِّููู َูุนِْูู ุงุจَْู ุนَู
ْุฑٍู َูุงَู : َูุงَู ุฑَุณُُูู ุงَِّููู ุตََّูู ุงَُّููู ุนََِْููู َูุณََّูู
َ ( َูุง ََُْูููู ู
َْู َูุฑَุฃَ ุงُْููุฑْุขَู ِูู ุฃَََّูู ู
ِْู ุซََูุงุซٍ ).
๐ Dan dari Abdullah yaitu Ibnu Amr dia berkata, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam bersabda, _”Tidak termasuk memiliki pemahaman orang yang membaca Al Qur’an kurang dari tiga hari”_ *[Jami’ At-Turmudzi no. 2949; Sunan Abu Dawud no. 1390; Sunan Ibnu Majah no. 1347]*
✈ Jadi waktu tercepat mengkhatamkan Al Quran adalah tiga hari. Ibnu Hajar menukil perkataan Imam An-Nawawi,
ََููุงَู ุงََِّّููููู : ุฃَْูุซَุฑ ุงْูุนَُูู
َุงุก ุนََูู ุฃََُّูู َูุง ุชَْูุฏِูุฑ ِูู ุฐََِูู ، َูุฅَِّูู
َุง َُูู ุจِุญَุณَุจِ ุงَّููุดَุงุท َูุงَُّْูููุฉ ، َูุนََูู َูุฐَุง َูุฎْุชَِูู ุจِุงุฎْุชَِูุงِู ุงْูุฃَุญَْูุงู َูุงْูุฃَุดْุฎَุงุต
“Imam Nawawi berkata, “Kebanyakan ulama berpendapat bahwa tidak ada batasan hari (paling cepat) dalam mengkhatamkan Al Qur’an, semuanya tergantung pada semangat dan kekuatan. Dan ini berbeda-beda satu orang dan lainnya dilihat dari kondisi dan person.” *[Fathul Bari, 9/97]*
๐ก Itu batasan minimal. Lalu batasan maksimalnya? Artinya adakah aturan mengenai berapa lama seseorang boleh tidak mengkhatamkan Al Quran? Atau, paling lambat berapa hari kita boleh belum menuntaskan bacaan 30 juz?
๐ Ada Firman Allah,
ََููุงَู ุงูุฑَّุณُُูู َูุง ุฑَุจِّ ุฅَِّู َْููู
ِู ุงุชَّุฎَุฐُูุง َูุฐَุง ุงُْููุฑْุขَู ู
َْูุฌُูุฑًุง
_“Berkatalah Rasul (mengadu), "Ya Tuhanku, Sesungguhnya kaumku menjadikan Al Quran itu sesuatu yang diabaikan"._ *[QS. Al Furqon : 30]*
๐ป Al-Imam Ahmad mengatakan bahwa waktu maksimal seorang mengkhatamkan Al Qur’an adalah empat puluh hari karena mengkhatamkannya melebihi dari waktu itu (40 hari) dapat mengakibatkan dirinya melupakan Al Qur’an dan dianggap telah meremehkan Al Qur’an… Dan apabila hal itu terjadi tanpa ada halangan dalam dirinya namun apabila dia memiliki halangan maka dia diberikan keleluasaan. *[Al Mughni juz II hal 374]*
๐บ Tim Fatwa Majelis Ulama Qatar menetapkan, ...sebagian ulama berpendapat bahwa makruh hukumnya untuk menunda mengkhatamkan Al-Quran hingga lebih dari 40 hari tanpa ada udzur syar’i. Ini karena Rasulullah ๏ทบ pernah bersabda kepada Abdullah bin Amr,
ุงْูุฑَุฃْ ุงُْููุฑْุขَู ِูู ุฃَุฑْุจَุนَِูู
_“Khatamkanlah al-Qur'an selama empat puluh (hari),”_ *[Shahih At-Tirmizi no. 2947]*
๐Dari Abdullah bin Amr pernah bertanya kepada Rasulullah ๏ทบ,
ِูู َูู
ْ ُْููุฑَุฃُ ุงُْููุฑْุขُู
“Berapa lama selesai membaca keseluruhan Al-Quran?” Maka Rasulullah ๏ทบ menjawab,
ِูู ุฃَุฑْุจَุนَِูู َْููู
ًุง
_“Dalam 40 hari,”_ *[Shahih Abu Dawud no. 1395]*
๐ Fatwa No: 86568 Tanggal: 8 Syawal 1424 (3 Desember 2003) *[http://www.islamweb.net/emainpage/index.php?page=showfatwa&Option=FatwaId&Id=86568]*
๐ Semoga setelah ini kita semangat mengkhatamkan Al Quran tidak lebih dari masa 40 hari. Apalagi mengkhatamkan Al Quran adalah amalan mulia yang sangat dicintai Allah Al-Halim.
๐ Disampaikan oleh Ibnu ‘Abbas,
َูุงَู ุฑَุฌٌُู َูุง ุฑَุณَُูู ุงَِّููู ุฃَُّู ุงْูุนَู
َِู ุฃَุญَุจُّ ุฅَِูู ุงَِّููู َูุงَู ุงْูุญَุงُّู ุงْูู
ُุฑْุชَุญُِู َูุงَู َูู
َุง ุงْูุญَุงُّู ุงْูู
ُุฑْุชَุญُِู َูุงَู ุงَّูุฐِู َูุถْุฑِุจُ ู
ِْู ุฃََِّูู ุงُْููุฑْุขِู ุฅَِูู ุขุฎِุฑِِู َُّููู
َุง ุญََّู ุงุฑْุชَุญَู
َAda seseorang yang bertanya kepada Rasulullah, “Wahai Rasulullah, amalan apakah yang paling dicintai Allah?” Beliau menjawab, _“Al-Hall wa Al-Murtahil.”_ Orang ini bertanya lagi, “Apa itu al-hall wa al-murtahil, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, _“Yaitu yang membaca Al-Qur’an dari awal hingga akhir. Setiap kali selesai ia mengulanginya lagi dari awal.”_ *[Sunan At-Tirmidzi]*
َُُْูููู : ( ุงْูุญَุงُّู ุงْูู
ُุฑْุชَุญُِู ) َูุงَู ุงْูุฌَุฒَุฑُِّู ِูู ุงَِّูููุงَูุฉِ َُูู ุงَّูุฐِู َูุฎْุชِู
ُ ุงُْููุฑْุขَู ุจِุชَِูุงَูุชِِู ุซُู
َّ َْููุชَุชِุญُ ุงูุชَِّูุงَูุฉَ ู
ِْู ุฃََِِّููู ุดَุจََُّูู ุจِุงْูู
ُุณَุงِูุฑِ َูุจُْูุบُ ุงْูู
َْูุฒَِู ََููุญُِّู ِِููู ، ุซُู
َّ َْููุชَุชِุญُ ุณَْูุฑَُู ุฃَْู َูุจْุชَุฏِุฆُُู
๐ต Diuraikan oleh Imam Al-Jazari dalam An-Nihayah fi Gharib Al-Hadits, al-hall wa al-murtahil ialah sebutan untuk orang yang membawa mengkhatamkan tilawah Al-Quran lalu mengulanginya dari awal lagi. Persis seperti traveller (musafir) yang tatkala sampai di suatu tempat istirahat di situ lalu tidak lama melanjutkan kembali perjalanannya.
ََููุฐََِูู ُูุฑَّุงุกُ ู
ََّูุฉَ ุฅِุฐَุง ุฎَุชَู
ُูุง ุงُْููุฑْุขَู ุงุจْุชَุฏَุกُูุง ََููุฑَุกُูุง ุงَْููุงุชِุญَุฉَ َูุฎَู
ْุณَ ุขَูุงุชٍ ู
ِْู ุฃََِّูู ุงْูุจََูุฑَุฉِ ุฅَِูู َูุฃَُููุฆَِู ُูู
ِ ุงْูู
ُِْููุญَُูู ุซُู
َّ َْููุทَุนَُูู ุงِْููุฑَุงุกَุฉَ َُููุณَู
َُّูู َูุงุนَِู ุฐََِูู ุงْูุญَุงَّู ุงْูู
ُุฑْุชَุญَِู ، ุฃَْู ุฎَุชَู
َ ุงُููุฑْุขَู ، َูุงุจْุชَุฏَุฃَ ุจِุฃََِِّููู ََููู
ْ َْููุตِْู ุจََُْูููู
َุง ุจِุฒَู
َุงٍู ،
๐ต Dulu para Qari Makkah manakala usai mengkhatamkan Al-Quran mereka lanjut memulai dari awal lagi membaca Al Fatihah dan lima ayat pertama surah Al-Baqarah hingga ayat yang berbunyi wa ulaika humul-muflihun, baru menghentikan bacaan. Mereka menyebut, demikianlah makna aplikatif sebutan Nabi Al-Hall wa Al-Murtahil. Yaitu mengkhatamkan Al-Quran lalu membaca awal surah tanpa terjeda waktu sedikitpun.
ََِูููู ุฃَุฑَุงุฏَ ุจِุงْูุญَุงِّู ุงْูู
ُุฑْุชَุญِِู ุงْูุบَุงุฒِู ุงَّูุฐِู َูุง َُِْูููู ู
ِْู ุบَุฒٍْู ุฅَِّูุง ุนََّูุจَُู ุจِุขุฎَุฑَ . ุงْูุชََูู .
๐ต Ada juga ulama yang menyatakan, makna Al-Hall wa Al-Murtahil adalah pejuang jihad yang tidak menuntaskan sebuah peperangan kecuali mengakhiri perang yang lain pula.
َูุงَู ุจَุนْุถُ ุงْูุนَُูู
َุงุกِ : ุงْูู
َْูุตُูุฏُ ู
َِู ุงْูุญَุฏِูุซِ ุงูุณَّْูุฑُ ุฏَุงุฆِู
ًุง َูุง َْููุชُุฑُ َูู
َุง ُูุดْุนِุฑُ ุจِِู َِููู
َุฉُ ู
ِْู ุฃََِِّููู ุฅَِูู ุขุฎِุฑِِู ، َูู
ِْู ุขุฎِุฑِِู ุฅَِูู ุฃََِِّููู ، ََููุงุฑِุฆُ ุฎَู
ْุณِ ุขَูุงุชٍ ََููุญَِْููุง ุนِْูุฏَ ุงْูุฎَุชْู
ِ َูู
ْ ُูุญَุตِّْู ุชَِْูู ุงَْููุถَِููุฉَ ،
๐ต Sebagian ulama menerangkan, maksud hadits yaitu perjalanan yang nonstop tanpa jeda, makna ini seperti tersirat dari kalimat yang digunakan Nabi, “dari awalnya hingga akhirnya, dan dari akhirnya hingga awalnya. Adapun yang dilakukan sebagian Qari Makkah tersebut tidak berfadhilah sebagai amalan yang dicintai Allah.
๐ Walhasil, kedua kesimpulan ini sama benarnya dan bisa kok dikolaborasikan. Baiklah, sekarang semangat mengkhatamkan Al-Quran?
๐ Disusun oleh
*H. BRILLY EL-RASHEED, S.PD. BIN H. YULIANTO*
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
๐บ Dibuka kesempatan berdonasi untuk pembuatan APLIKASI KONSULTASI SYARIAH ANDROID GRATIS. Donasi yang masuk hingga 5/11/2018 Rp 75.000,-
๐ป ๐ง๐จ๐ถ๐บ๐ซ๐ฎ membutuhkan bantuan komputer desktop bekas untuk mendukung program dakwah digital dan dakwah bil qalam. Alhamdulillah, hingga 8/11/2018 ada sumbangan Rp 80.000,-
๐ Donasi Mushalla #5 yang sudah masuk:
1 - Indriani Surabaya 13/11 Rp 250.000
2 - Leni Lamongan 11/11 Rp 50.000
3 - Ryan Gresik 10/11 Rp 20.000
4 - Iis Lamongan 12/11 Rp 25.000
5 - Hamba Allah Surabaya 16/11 Rp 100.000
6 - Putri Indie Surabaya 17/11 Rp 50.000
7 - Ardi Iriantono Surabaya 23/11 Rp 100.000
8 - Hamba Allah Surabaya 30/11 Rp 100.000
_Insyaallah dana yang terkumpul dipergunakan untuk pembelian sajadah._
๐ฃ Telah diterima infaq PULSA untuk dakwah ๐ง๐จ๐ถ๐บ๐ซ๐ฎ dari Ibu Liez pada 15 Nop. 2018 senilai Rp 25.000,-
๐ Daftarkan diri mendapatkan broadcast whatsapp ๐ง๐จ๐ถ๐บ๐ซ๐ฎ di *+62 821-4088-8638* dengan menyebutkan nama dan kota asal.
⚠ Jangan lupa simpan nomor ini dengan nama *KONSULTASI SYARIAH* agar bisa mendapatkan broadcast whatsapp dan tidak terlewat. Karena _jika nomor ini tidak disave di daftar kontak di smartphone Anda, maka akan tidak bisa mendapatkan broadcast._
Tidak ada komentar:
Posting Komentar