Minggu, 28 Maret 2021

Kajian Fiqih tentang Wujud Kitab Suci dan Shuhuf | Konsultasi Syari'ah & Fiqih (KASYAF) | Khutbah Taujih Tarjih Fatwa Bahtsul Masail

 Konsultasi Syari'ah & Fiqih (KASYAF) No. 

*388 - Wujud Kitab Suci dan Shuhuf*


➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖

_Pertanyaan_

Assalmu'alaikum 

🎁 Ustadz apa beda ny al quran dengan al kitab kadang dalam ayat ada penyebutan kitab. Shuhuf ibrohim dan musa it berisi apa ya tadz. Ada yg bilng nasihat2 ada yg berupa lembaran firman Allah


📝 Ditanyakan oleh Bapak *E. S.* (+62 822-8763-3259) dari Riau pada _20 Februari 2021_ via WhatsApp tanpa editing


➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖

_Jawaban_

Wa'alaikumussalam.

🎪 Dalam tradisi bahasa Arab yang digunakan Al-Quran, kosakata Al-Kitab itu merupakan kata musyratak yaitu satu kata banyak makna, dalam banyak ayat, kata Al-Kitab kadang digunakan Allah untuk menyebut Kitab Suci sebelum Al-Quran, kadang untuk menyebut Al-Quran itu sendiri, kadang untuk ketetapan hukum-hukum Allah. 


🏡 Secara harfiah, shahifah adalah sesuatu yang tersebar untuk ditulis. Bentuk jamak dari kata ini adalah shuhuf atau shahâif. Bentuk mashdarnya Mushaf, jamak taksirnya mashahif. Dalam Al-Mausu'ah Al-Fiqhiyyah Al-Kuwaitiyyah, pada materi Mushaf [مصحف], disebutkan bahwa mushaf itu "Nama untuk kumpulan dari lembaran yang tertulis dan diapit dua sampulnya." itu secara bahasa, sedangkan definisi mushaf secara istilah ialah, "Nama dari apa saja yang dituliskan di atasnya kalamullah (Al-Quran) yang berada pada dua sampulnya."


🍈 Shuhuf yang diturunkan Alloh disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang dihadapi seorang nabi dan umatnya. Karena itu, isi shuhuf berbeda-beda dari waktu ke waktu. Demikian pula bahan shuhuf. Pada suatu masa terdiri dari bahan jenis kayu, jenis kulit dan kertas.


🕋 Allah berfirman, menceritakan suhuf Ibrahim dan Musa,


إِنَّ هَذَا لَفِي الصُّحُفِ الْأُولَى* صُحُفِ إِبْرَاهِيمَ وَمُوسَى


_"Sesungguhnya ini benar-benar terdapat dalam kitab-kitab yang dahulu, (yaitu) Kitab-kitab Ibrahim dan Musa."_ [QS. Al-A’la: 18-19]


📜 Terdapat sebuah hadis dari Abu Dzarr, bahwa beliau pernah bertanya kepada Nabi, “Berapa jumlah kitab yang telah Allah turunkan?” Nabi menjawab;


مِائَةُ كِتَابٍ وَأَرْبَعَةُ كُتُبٍ أُنْزِلَ عَلَى شِيثٍ خَمْسُونَ صَحِيفَةً وَأُنْزِلَ عَلَى أَخْنُوخَ ثَلَاثُونَ صَحِيفَةً وَأُنْزِلَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ عَشَرُ صَحَائِفَ وَأُنْزِلَ عَلَى مُوسَى قَبْلَ التَّوْرَاةِ عَشَرُ صَحَائِفَ وَأُنْزِلَ التَّوْرَاةُ والإنجيل والزبور والقرآن


_"Ada 104 kitab. Yang diturunkan kepada Nabi Syits 50 Shuhuf, diturunkan kepada Nabi Ukhnukh (Idris) 30 Shuhuf, yang diturunkan kepada Nabi Ibrahim 10 Shuhuf, yang diturunkan kepada Nabi Musa sebelum taurat 10 Shuhuf. Allah juga menurunkan Taurat, Injil, Zabur dan Al-Quran."_ *[Shahih Ibnu Hibban no. 361; Hilyah Al-Auliya, 1/167]*


🏵 Imam Ahmad dalam musnadnya dan Ath-Thabarani serta selainnya dari hadits Watsilah bin Al-Asqo’ radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,


أُنْزِلَتْ صُحُفُ إِبْرَاهِيمَ عَلَيْهِ السَّلَام فِي أَوَّلِ لَيْلَةٍ مِنْ رَمَضَانَ ، وَأُنْزِلَتْ التَّوْرَاةُ لِسِتٍّ مَضَيْنَ مِنْ رَمَضَانَ، وَالْإِنْجِيلُ لِثَلَاثَ عَشْرَةَ خَلَتْ مِنْ رَمَضَانَ ، وَأُنْزِلَ الْفُرْقَانُ لِأَرْبَعٍ وَعِشْرِينَ خَلَتْ مِنْ رَمَضَانَ


_"Shuhuf Ibrahim ‘alaihissalam diturunkan di awal malam Ramadhan, sedangkan Taurat diturunkan setelah enam hari berlalu dari bulan Ramadhan. Injil diturunkan setelah tiga belas hari berlalu dari bulan Ramadhan, Al-Furqan (Al-Qur`an) diturunkan setelah empat belas hari berlalu dari bulan Ramadhan."_


جاء في " الموسوعة الفقهية " (15/167) : " وأما صحف إبراهيم وداود فقد كانت مواعظ وأمثالا لا أحكام فيها ، فلم يثبت لها حكم الكتب المشتملة على أحكام " انتهى.


Disebutkan dalam Al-Mau’suah Al-Fiqhiyyah (15/167) “Adapun shuhuf Ibrahim dan Dawud, di dalamnya berisi nasehat-nasehat dan perumpamaan-perumpamaan, tidak ada hukum padanya. Maka dia tidak dapat dikatakan sebagai kitab-kitab yang mengandung hukum-hukum.”


📚 Tentunya shuhuf dan semua kitab suci diturunkan Allah dengan perantara malaikat Jibril tanpa huruf maupun suara. Diterangkan oleh Imam Al-Qasthalani, 


فعند أهل الحديث أن كلامه ليس من جنس الأصوات والحروف بل صفة أزلية قائمة بذاته تعالى منافية للسكوت الذي هو ترك التكلم مع القدرة عليه


"Menurut para Ahli Hadits bahwasanya kalamullah tidaklah berupa jenis suara dan huruf tetapi merupakan sifat yang ada tanpa awal mula (azali) yang berada pada Dzat Allah Ta’ala yang meniadakan adanya diam yang nota bene meninggalkan kalam padahal mampu.” *[Irsyâd As-Sâri, 10/428]*


🚨 Mungkin orang-orang materialis akan bingung, apa mungkin Allah berfirman tapi tanpa suara dan huruf? Mudah saja jawabannya secara logika. Bukankah kita sudah biasa berbicara dengan pasangan kita (suami-istri) tanpa kita mengeluarkan suara maupun menulis huruf dan tanpa kita isyarat dengan gerakan tubuh? Sudah paham tanpa diberitahu. 


🏕 Dalam tradisi bahasa Arab pun, terma kalam tidak selalu bermakna ucapan lisan dengan suara, tapi bisa tanpa suara lisan. Sayyidina Umar yang berkata,


هيأت في نفسي كلاما 


"Aku mempersiapkan kalam/perkataan dalam jiwaku." *[Fat-h Al-Bâri, 13/458]*. Sayyidina Umar menyebut ucapan dalam jiwanya sebagai kalam, meskipun tanpa suara dan huruf. 


📻 Lalu setelah shuhuf (lembaran suci) maupun kitab suci turun kepada seorang Nabi, barulah ditulis dalam media yang bermacam-macam sesuai apa yang ready stock atau available. Berdasarkan berbagai riwayat dalam Shahih Al-Bukhari dan Sunan Abu Dawud, kami simpulkan bahwa media pencatatan ayat-ayat suci Al-Qur`an pada zaman Nabi antara lain: (1) *Ruqâ’*, jama’ dari ruq’ah yaitu perkamen media tulis pengganti kertas baik terbuat dari kulit yang sudah dijilid atau lembaran daun pohon lontar/palem/siwalan; (2) *Aktâf*, jama’ dari katif yaitu tulang bahu hewan atau manusia yang sudah mati, disebabkan kelangkaan kertas pada zaman itu; (3) *‘Usb*, jama’ dari ‘asîb yaitu pelepah dahan pohon kurma bagian yang lebar; (4) *Likhâf*, jama’ dari lakhfah yaitu lempengan piring batu yang halus permukaannya atau yang terbuat dari tanah liat. (5) *Adhlâ’*, jama’ dari dhila’ yaitu tulang rusuk yang paling bawah yang bengkok, dari hewan yang telah mati; (6) *Aqtâb*, jama’ dari qatab yaitu kayu yang menjadi bahan alas duduk penunggang keledai; (7) *Alwâh* yaitu segala macam lembaran yang lebar yang terbuat dari kayu; (8) *Adîm* yaitu kulit hewan yang sudah dijilid/disamak; (9) *Karânîf*, jama’ dari kurnâfah yaitu pokok pohon palm atau kurma yang tebal dan keras; (10) *Qirthas* yaitu kertas yang berasal dari Mesir pada zaman itu. Adapun alat tulisnya adalah qalam (pena) yang berisi madâd atau habr yaitu tinta yang diwadahi dengan dawwâ jama’ dari dawâh yaitu botol.


🌺 Demikian, secara spesifik, kami belum menemukan catatan sejarah tentang wujud shuhuf saat Nabi yang menerimanya masih hidup. Kami menduga, informasi tentang wujud/bentuk shuhuf tidak tercatat, sebagaimana orang-orang Nashrani pada zaman sebelum Nabi Muhammad diutus tidak tahu tentang kejadian hidangan Nabi Isa dan Hawariyyun kecuali setelah diberitahu oleh Nabi melalui firman Allah dalam Al-Quran, karena kejadian tersebut tidak ada dalam Injil. 


📝 Dijawab oleh Abu Abizard *H. Brilly El-Rasheed, S.Pd.* bin H. Yulianto

➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖

📺 BCQUFI (Broadcast Quantum Fiqih) telah melayani KASYAF (Konsultasi Syariah dan Fiqih) hampir 430 sesi secara gratis/free tanpa syarat, baik secara tatap muka atau jarak jauh, baik lisan maupun tertulis, baik masalah Aqidah, Tafsir, Hadits, Fiqih, Akhlaq, Keluarga, dan lain sebagainya. Sampaikan pertanyaan melalui ustadzjibril@gmail.com atau http://wa.me/6282140888638. Jangan lupa sampaikan nama dan kota domisili. Jika pertanyaan mengandung aib, maka identitas penanya akan dirahasiakan. 


🍇 Belanja Al Quran, Buku Islami, Kurma, Zaitun, Camilan, Kertas HVS, dan lain-lain di www.shopee.co.id/brillyelrasheed


🍉 Sudah kami terima infaq dari Ibu Widyanti dan Pak Widodo sekeluarga sejumlah Rp 1.700.000,- semoga menjadi pembuka keberkahan dari Allah untuk Ibu Widyanti sekeluarga dunia-Akhirat. Belum tersalurkan karena pandemi dan tidak diizinkan Pemerintah setempat untuk mengadakan perkumpulan. 


😎 Alhamdulillah, BCQUFI telah melengkapi perpustakaan dengan koleksi Kitab berbahasa Arab mulai 1 Februari 2021 untuk meningkatkan kualitas layanan. Belanja Kitab menelan biaya Rp 1.261.900,- untuk Kitab Hasyiyah Shawi (4 jilid), Faidh Al-Qadir (6 jilid) dan Ihya' 'Ulumiddin (4 jilid). Terimakasih kami haturkan kepada donatur yang turut berpartisipasi menyumbangkan dana untuk belanja Kitab. Semoga layanan BCQUFI semakin bagus. *Kami masih membutuhkan banyak kitab klasik berbahasa Arab untuk referensi.*