Jumat, 15 Oktober 2021

Amalan Ketika Khataman 30 Juz Al-Quran | Konsultasi Syari'ah & Fiqih (KASYAF) | Bahtsul Masail Taujih Tarjih Fatwa Khuthbah

Konsultasi Syari'ah & Fiqih (KASYAF) No. 
*414 - Amalan Ketika Khataman*

➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
_Pertanyaan_
☎️ apa yg biasanya dilakukan org2 kalo khatam qur'an..kulo mboten paham Niki mboten pakai nasi kuning ngoten tha ustadz🤣🤣 Alhmdulillah sejak saya punya mushaf Qur'an attadarus Jd mudah membaca qur an insyaa Allah dalam bulan ini saya khatam 2 lembar setelah shalat maghrib mawon ustadz..kalo biasanya tidak ada godaan syaiton bisa 4 lembaran..masih bau kencur ustadz..saya🤭 Saya berbulan2 baru khatam ustadz🥺

📝 Ditanyakan oleh Ibu *Tanti A.* (+62 857-3138-2404) dari Mojokerto pada 21 Agustus 2021 via WhatsApp tanpa editing

➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
_Jawaban_
🕰️ Sekadar info biar siap. Bahwa kalau kita memang ditaqdirkan Allah jadi orang istimewa dan kaya raya dunia-Akhirat maka Allah akan memaksa kita untuk beramal yang luar biasa, paksaan Allah bisa berupa musibah dan segala masalah, ketika itulah mau tidak mau kita harus meningkatkan ibadah. Jadi ayo kita tingkatkan ibadah kita sebelum kita dipaksa Allah. Saya sudah merasakan itu, maka saya tidak mau males-malesan ibadah karena takut dipaksa Allah lagi dengan musibah. Diantaranya saya membaca dua juz Al-Qur`an setiap hari. Sebaliknya, kalau kita ditaqdirkan Allah jadi orang yang biasa aja di Surga maupun di dunia, ya Allah ga akan memaksa kita untuk meningkatkan ibadah, akhirnya kita santai-santai doang sampai-sampai males ibadah, akhirnya begitu di kubur, nyesel.

📜 Disampaikan oleh Ibnu ‘Abbas,
قَالَ رَجُلٌ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَيُّ الْعَمَلِ أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ قَالَ الْحَالُّ الْمُرْتَحِلُ قَالَ وَمَا الْحَالُّ الْمُرْتَحِلُ قَالَ الَّذِي يَضْرِبُ مِنْ أَوَّلِ الْقُرْآنِ إِلَى آخِرِهِ كُلَّمَا حَلَّ ارْتَحَلَ
Ada seseorang yang bertanya kepada Rasulullah, “Wahai Rasulullah, amalan apakah yang paling dicintai Allah?” Beliau menjawab, _“Al-Hall wa Al-Murtahil.”_ Orang ini bertanya lagi, “Apa itu al-hall wa al-murtahil, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, _“Yaitu yang membaca Al-Qur’an dari awal hingga akhir. Setiap kali selesai ia mengulanginya lagi dari awal.”_ *[Sunan At-Tirmidzi]*

قَوْلُهُ : ( الْحَالُّ الْمُرْتَحِلُ ) قَالَ الْجَزَرِيُّ فِي النِّهَايَةِ هُوَ الَّذِي يَخْتِمُ الْقُرْآنَ بِتِلَاوَتِهِ ثُمَّ يَفْتَتِحُ التِّلَاوَةَ مِنْ أَوَّلِهِ شَبَّهَهُ بِالْمُسَافِرِ يَبْلُغُ الْمَنْزِلَ فَيَحِلُّ فِيهِ ، ثُمَّ يَفْتَتِحُ سَيْرَهُ أَيْ يَبْتَدِئُهُ 
📻 Diuraikan oleh Imam Al-Jazari dalam An-Nihayah fi Gharib Al-Hadits, al-hall wa al-murtahil ialah sebutan untuk orang yang membawa mengkhatamkan tilawah Al-Quran lalu mengulanginya dari awal lagi. Persis seperti traveller (musafir) yang tatkala sampai di suatu tempat istirahat di situ lalu tidak lama melanjutkan kembali perjalanannya.

وَكَذَلِكَ قُرَّاءُ مَكَّةَ إِذَا خَتَمُوا الْقُرْآنَ ابْتَدَءُوا وَقَرَءُوا الْفَاتِحَةَ وَخَمْسَ آيَاتٍ مِنْ أَوَّلِ الْبَقَرَةِ إِلَى وَأُولَئِكَ هُمِ الْمُفْلِحُونَ ثُمَّ يَقْطَعُونَ الْقِرَاءَةَ وَيُسَمُّونَ فَاعِلَ ذَلِكَ الْحَالَّ الْمُرْتَحِلَ ، أَيْ خَتَمَ القُرْآنَ ، وَابْتَدَأَ بِأَوَّلِهِ وَلَمْ يَفْصِلْ بَيْنَهُمَا بِزَمَانٍ ،
📒 Dulu para Qari Makkah manakala usai mengkhatamkan Al-Quran mereka lanjut memulai dari awal lagi membaca Al-Fatihah dan lima ayat pertama surah Al-Baqarah hingga ayat yang berbunyi wa ulaika humul-muflihun, baru menghentikan bacaan. Mereka menyebut, demikianlah makna aplikatif sebutan Nabi Al-Hall wa Al-Murtahil. Yaitu mengkhatamkan Al-Quran lalu membaca awal surah tanpa terjeda waktu sedikitpun.

🏵️ Jadi amalan membaca Al-Qur`an adalah amalan istimewa luar biasa. Kita bisa bayangkan, Al-Qur`an seluruhnya adalah Kalamullah, firman Tuhan, omongannya Allah. Kita membaca ulang omongan-Nya berarti kita meniru omongan-Nya. Ketika omongan-Nya melekat dengan lisan kita karena terlalu sering kita baca maka bukan tidak mungkin lisan kita akan memiliki kekuatan hebat. 

🏡 Jangankan menirukan firman-Nya, kita menyebut nama-Nya saja sudah mendapat berbagai perlindungan. Sebagaimana ketika kita mau masuk ke sebuah sistem pertahanan, misalnya istana kepresidenan, lalu kita dihalangi oleh sistem pertahanan di situ untuk masuk ke istana, lalu kita sampaikan, “Saya keluarga dekat Presiden.” Praktis kita bisa melenggang masuk. Begitu juga ketika kita sedang dicegat oleh sekawanan penjahat, lalu kita sebut, “Hei, jangan macam-macam ya, saya keluarga bos mafia.” Bayangkan! Baru sebut nama saja, kita sudah save banget. Bagaimana pula bila kita sebut nama Allah di hadapan makhluq-makhluq-Nya? Apalagi kita menirukan firman-Nya setiap detik tanpa putus. 

⛺ Kelak di Surga, ketika kita ingin naik ke Surga yang lebih tinggi, maka para malaikat penjaga gerbang Surga meminta kita menyebutkan sandi rahasia berupa ayat-ayat Allah yang kita hafal semasa di dunia. Sebagaimana ketika kita hendak memasuki sebuah ruang rahasia di dunia ini yang dijaga ketat dan kita baru bisa memasukinya hanya jika kita bisa menyebutkan sandi rahasia. Bagaimana, termotivasi untuk sebanyak-banyaknya dan sesering-seringnya membaca firman-firman Allah?

🚚 Nah, manakala kita banyak dan sering membaca Al-Qur`an, berarti kita sering dan banyak mengkhatamkannya. Setiap kali kita mengkhatamkannya sebanyak itu pula kita mendapatkan perhatian Allah spesial, Allah juga menurunkan sepasukan besar malaikat, Rasulullah bersabda,
مَنْ قَرَأَ الْقُرْأٓنَ ثُمَّ دَعَا، أَمَّنَ عَلَى دُعَائِهِ اَرْبَعَةُ اَلَافِ مَلِكٍ  
“Barang siapa telah membaca Al-Qur’an (khatam) kemudian dia berdoa, maka ada 4 ribu malaikat yang mengaminkan doanya” *[Sunan Ad-Darimi]*
اِذَا خَتَمَ الْعَبْدُ الْقُرْأٓنَ صَلَّى عَلَيْهِ عِنْدَ خَتْمِهِ سِتُّوْنَ اَلْفِ مَلِكٍ
“Apabila seorang hamba telah mengkhatamkan Al-Qur’an, maka akan hadir 60.000 malaikat yang membacakan istighfar untuknya saat khatam Al-Qur’an tersebut” *[Sunan Ad-Darimi]*

🗺️ Imam An-Nawawi memaparkan, 
وينبغي أن يلحّ في الدعاء وأن يدعو بالأمور المهمة وأن يكثر في ذلك في صلاح المسلمين وصلاح سلطانهم وسائر ولاة أمورهم
“Hendaklah dia bersungguh-sungguh dalam bedoa dan mendoakan hal-hal yang penting serta memperbanyak doa untuk kebaikan kaum muslimin dan para pemimpin mereka.” *[At-Tibyân fî Adâb Hamalati Al-Qurân, Dar Al-Minhaj, halaman 184]*

🧶 Maka dari itu, ketika kita usai membaca 30 juz, 114 surah, 6.666 ayat (menurut kalkulasi KH. Nawawi Banten dalam Nihayah Az-Zain), 323.671  huruf (menurut kalkulasi Ibnu ‘Abbas) atau 1.000.000 huruf (menurut kalkulasi ‘Umar bin Al-Khaththab), maka ketika itulah kita dianjurkan memperbanyak doa, doa apa saja, tidak harus doa yang teksnya tertera di mushaf-mushaf Al-Qur`an. Kenapa tidak harus itu? Karena teks-teks doa tersebut hanya sebagai opsi panduan saja, hanya pilihan saja, sebenarnya bebas doa apa saja. Namun, timbang bingung mau doa apa, baca saja teks panduan doa khatam di mushaf yang Anda pakai, lalu tambah dengan doa apa saja dengan bahasa Anda sendiri. 

وعن الحكم عن مجاهد قال: إنما دعوناك أنَّا أردنا أن نختم القرآن، وإنه بلغنا أن الدعاء يستجاب عند ختم القرآن، قال: فدعَوا بدعوات. 
🎒 Dan riwayat Al-Hikam dari Mujahid, beliau pernah mengatakan dalam majelis khatam Al-Qur`an kepada para hadirin, “Sesungguhnya kami mengundang Anda karena kami hendak mengkhatamkan Al-Qur`an, dan telah sampai kabar-kabar dari para pendahulu bahwa doa amat sangat mustajab ketika khatam Al-Qur`an.” Maka para hadirin juga ikut berdoa dengan doa-doa mereka masing-masing. *[Sunan Ad-Darimi 2/561]*

👔 Secara terus terang Syaikh Prof. Dr. Isma’il Asy-Syarqawi Al-Azhari menyatakan memang tidak ada hadits shahih dari Nabi bahwa waktu khatam Al-Qur`an termasuk waktu mustajabah, namun,
وفي بعض الروايات الصحيحة: وأنه كان يقال: إن الرحمة تنزل عند خاتمة القرآن، والله أعلم.
Dalam sebagian riwayat shahih, bahwa biasa dikatakan, “Sesungguhnya rahmah Allah turun ketika Al-Qur`an khatam dibaca.” *[https://www.alukah.net/sharia/0/55528/#ixzz750jDemTE]*

🌎 Syaikh Asy-Syarqawi juga mengingatkan, sekalipun tidak ada teks valid dari Nabi, bukan berarti waktu khatam Al-Qur`an sama sekali bukan waktu mustajabah, mengingat adanya hadits Ash-hab Al-Ghar (tiga orang yang terjebak di gua), jadi min bab at-tawassul bi al-a’mal ash-shalihah.

🧀 Saya juga masih ingat dulu pernah diajar oleh salah satu ustadzah saya saat masih TPQ, bahwa sangat bagus bila hendak khatam maka kita puasa dulu, ketika puasa itulah kita tuntaskan bacaan kita hingga khatam. Ternyata memang ada ‘ibarahnya, Imam An-Nawawi menyatakan,
صح عن بعض التابعين الكوفيين أنهم كانوا يصبحون صيامًا اليوم الذي يختمون فيه.
“Memang valid informasi dari sebagian generasi Tabi’in yang tinggal di Kuffah bahwa mereka berpuasa pada hari ketika mengkhatamkan Al-Qur`an.” *[https://www.alukah.net/sharia/0/55528/#ixzz750hPv9sC]*

🫒 Dianjurkan juga mengumpulkan sebentar anggota keluarga atau siapa saja untuk ikut mengaminkan doa saat berdoa manakala khatam Al-Qur`an, sebagaimana diteladankan oleh Anas bin Malik, salah satu khadim (pembantu) Rasulullah,
 وعن ثابت قال: كان أنس إذا ختم القرآن جمع ولده وأهل بيته، فدعا لهم
Kabar dari Tsabit, adalah Anas bin Malik ketika khatam Al-Qur`an, dia kumpulkan anak-anaknya dan keluarga dekatnya, lalu berdoa untuk mereka. *[Sunan Ad-Darimi 2/560]*

🍉 Tradisi-tradisi keshalihan semacam ini sebenarnya amat sangat perlu dilestarikan, sebagaimana di kampung-kampung, kita masih biasa mendengar kabar ketika anak-anak TPQ khatam Al-Qur`an pertama kali, maka orang tuanya membuatkan hidangan dan jajanan untuk teman-temannya di TPQ kemudian didoai bersama-sama. 

🚧 Sebenarnya tidak hanya anak-anak TPQ, kita yang sudah tua-tua ini juga perlu membiasakan itu, baik itu kita khatam pertama kali, maupun khatam kesekian kalinya sepanjang usia kita. Bahkan bila one day two juz misalnya, sebagaimana saya rutinkan, berarti setiap bulan saya harusnya dua kali mengadakan seremonial khataman walaupun kecil-kecilan, sekadar makan bareng keluarga hang out di restoran mana gitu, tidak harus di TPQ atau di masjid.

📝 Dijawab oleh Mas *Jibril* (Haji Brilly) 
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
📺 🇧 🇨 🇶 🇺 🇫 🇮  (Broadcast Quantum Fiqih) telah melayani KASYAF (Konsultasi Syariah dan Fiqih) hampir 430 sesi secara gratis/free tanpa syarat, baik secara tatap muka atau jarak jauh, baik lisan maupun tertulis, baik masalah Aqidah, Tafsir, Hadits, Fiqih, Akhlaq, Keluarga, dan lain sebagainya. Sampaikan pertanyaan melalui ustadzjibril@gmail.com atau http://wa.me/6282140888638. Jangan lupa sampaikan *nama dan kota domisili*. Jika pertanyaan mengandung aib, maka identitas penanya akan dirahasiakan.

📺 Telah diterima donasi dari: (1) Mas *Dwi Y. F.* dari Probolinggo sebesar Rp 350.000,-; (2) Anda berikutnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar